Industri Jepang Minati Lulusan SMK

Ternyata lulusan sekolah menengah kejuruan diminati industri di Jepang dan negara lain. Mereka rutin menawarkan perekrutan tenaga terampil untuk magang kerja, seperti di Jepang, dengan gaji tinggi. Di dalam negeri, lulusan SMK juga berpotensi menggerakkan ekonomi daerah.

Kemarin, sejumlah siswa SMK berlomba dalam uji kompetensi, antara lain otomotif, mesin, komputer, hingga restoran. Peserta uji kompetensi keahlian sudah lolos tahap seleksi provinsi.

Suroso, guru SMKN 1 Jenangan, Ponorogo, Jawa Timur, di sela-sela Lomba Kompetensi Siswa SMK Se-Indonesia, di Jakarta, Selasa (22/11), mengatakan, meski SMK di daerah terkendala minimnya perusahaan/industri untuk diajak bekerja sama, soal itu tak menghalangi perkembangan SMK di daerah. ”Kami berupaya keras membuka jaringan dengan perusahaan di daerah lain supaya siswa punya tempat untuk praktik industri sehingga bisa belajar tentang dunia kerja yang sesungguhnya,” katanya.

Setiap tahun, 15-20 siswa SMK itu bekerja di Jepang. Mereka dinilai kompeten dengan kebutuhan dunia kerja. Sekolahnya menawarkan program keahlian mesin, bangunan, las, listrik, hingga teknologi informasi.

Menurut Suroso, sekolahnya mampu memproduksi alat pertanian, seperti traktor, mixer untuk pakan ternak, dan pencacah rumput. Sekolahnya mendorong munculnya usaha di sekolah, memberikan peluang bagi siswa bekerja dan berwirausaha.

Sekolah pertanian SMKN 1 Pacet, Cianjur, Jawa Barat, juga berkontribusi menyediakan lulusan pertanian siap kerja. Lulusannya setiap tahun diminta bekerja di Jepang lewat program magang pertanian. Sekolah dengan pertanian modern ini juga menjual hasil pertanian ke pasar modern di Jakarta. Produknya berupa hasil pertanian seperti kerupuk daun singkong, daun wortel, dan daun bayam. Produksi itu direspons baik oleh pasar.

Potensi daerah

Nandang Jaharudin, Wakil Kepala SMKN 1 Pacet, mengatakan, siswa diajarkan kewirausahaan sehingga mampu membuka peluang usaha bidang pertanian. ”Potensi di SMK sebenarnya besar. Sekolah kejuruan di daerah bisa mendukung perekonomian yang menjadi potensi di daerah. Sebab, sekolah sudah mampu menyiapkan SDM di daerah yang siap kerja,” ujarnya.

Rofiq Ali Muhsin dari SMKN 1 Geger, Madiun, mengatakan, sekolahnya bekerja sama dengan Pertamina karena dinilai berpotensi mengembangkan bisnis bengkel. Selain menguntungkan, juga tempat belajar siswa.

”Kewirausahaan yang dipelajari siswa bukan teori. Bisnis yang sesuai kompetensi siswa bisa dikembangkan bekerja sama dengan Pertamina. Ini bukti SMK punya potensi ekonomi yang bisa berkontribusi di daerah,” kata Rofiq.

Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2011/11/23/08032856/Jepang.Minati.SMK

Leave a Reply